Sudah cukup lama saya tidak mengupdate blog ini. Bahkan, beberapa update terakhir pun tidak benar-benar memuat tulisan serius melainkan sebatas “update” status berupa catatan fotografi aktivitas saya di India. Selepas kepulangan saya ke Indonesia pun, blog ini tidak juga bisa saya update. Status baru yang saya sandang semenjak tengah tahun 2012 lalu, yaitu status sebagai mahasiswa pascasarjana membuat saya cukup sibuk untuk sekadar dapat membuat tulisan dan mempostingnya di blog. Aktivitas saya praktis hanya monoton terkait urusan kerja dan kuliah.
Bahkan di semester dua ini, agaknya urusan kuliah lebih mendominasi segenap aspek hidup saya dikarenakan banyaknya tugas yang harus saya kerjakan di tengah kesibukan bekerja. Tak jarang, urusan kuliah juga menyita jatah waktu kerja saya. Sebuah hal yang dilematis sebenarnya, mengingat idealnya keduanya harus dipisahkan. Akan tetapi, kondisi di lapangan kadangkala susah untuk dikompromikan, kedua hal tersebut—kerja dan kuliah—sama-sama tugas kantor. Ya, kuliah saya adalah tugas belajar yang dibiayai oleh kantor.Tidak kurang, bahkan sabtu dan minggu pun kadang saya masih perlu berjibaku memikirkan kuliah itu. Ya, itulah hidup, semuanya harus dilalui dengan perjuangan.
Saya tidak hendak mengeluh di postingan ini, justru saya ingin menyemangati diri saya sekaligus berterima kasih kepada seseorang yang begitu pengertian dan berjasa mengantarkan saya tetap bertahan pada hari-hari sibuk seperti ini. Artikel ini tidak saya tulis dalam rangka memperingati hari kartini, tapi benar, saya ingin berterima kasih kepada seorang perempuan. Seorang perempuan yang sangat kuat. Seorang perempuan yang pengertiannya laksana bumi yang tak pernah mengeluh kita injak setiap hari. Seorang perempuan calon penghuni surga (insya Allah). Bayangkan saja, seminggu setelah saya nikahi, perempuan tersebut sudah harus menanggung kesendirian akibat saya tinggal ke Jakarta. Meski setidaknya dua minggu sekali atau kadang seminggu sekali saya pulang, akan tetapi pasti ia tetap merasa kesepian, apalagi dalam usia pernikahan yang sebegitu muda. Kondisi seperti ini berlangsung sejak bulan September hingga November 2012. Bulan Desember 2012 menjadi rekor kebersamaan kami sejauh ini.
Namun, cinta dan sayang kami akhirnya mendapatkan ujian juga. Pertengahan bulan Januari sampai dengan akhir Maret 2013, oleh kantor saya ditugaskan ke India untuk mengikuti diklat. Waktu tersebut akhirnya menjadi rekor perpisahan kami yang terlama sejauh ini. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik, kami bisa saling mengenal karakter masing-masing. Saya yakin, ia amat merindukan saya sebagaimana saya juga merindukannya. Akan tetapi kenyataan harus tetap berjalan. Untunglah, masa perpisahan itu akhirnya berakhir juga. Saya pulang tanggal 24 Maret kemarin.
Rupanya kebersamaan kami kali ini pun juga tak luput dari cobaan. Tugas kuliah dan penyusunan usulan proposal tesis seolah menjauhkan kebersamaan kami. Bahkan saya pun sampai meninggalkannya di Jakarta guna pencaian bahan proposal tesis ke Jogja selama dua hari. Tetapi hati saya lega setelah mengetahui bahwa istri saya rela melepas kepergian saya, bahkan meski selama dua hari tersebut saya jarang menghubunginya karena fokus mencari bahan tesis di perpustakaan UGM. Hingga hari ini pun, saya masih seakan menomorduakannya dibanding tugas kuliah. Dan dengan sabar ia terus saja mengerti. Saya merasa beruntung bahwa di tengah situasi seperti ini ia mampu memahami kesulitan saya, memotivasi dan mendorong saya untuk tetap maju.
Saya hanya bisa berdoa kepada Allah: “Ya Allah, muliakanlah istriku, karuniailah ia dengan keridhaanmu, hiasilah ia dengan akhlak terbaikmu dan tempatkanlah ia di tempat terbaik kelak di sisi-Mu.”
Terima kasih istriku.
Telah jarang mungkin HP-mu tersambangi kata-kataku,
sapa atau sekadar ukiran senyum mengemuka,
atau sebongkah sajak puitis tanpa pigura,
tapi yakinlah, hatiku berkhidmat untukmu, wahai
bidadari surga.
B 232013
Suamimu
selamat datang di blog lagii *soksok-an ;d
ReplyDeleteterima kasih :)
ReplyDelete