Pekan kemarin, Institute tempat saya menjalani training mengadakan serangkaian kegiatan olahraga. Salah satu yang ditandingkan adalah bulutangkis, cabang olahraga yang saya gemari dan sering saya mainkan sewaktu kecil sekadar untuk menghabiskan waktu di sore hari. Meskipun pada waktu itu untuk memainkannya saya hanya berbekal raket dan kok murahan serta lapangan yang sebenarnya merupakan halaman belakang rumah minus net sebagai pemisah pemain satu dan pemain yang lain. Akan tetapi, kami tetap bersemangat. Begitu populernya olahraga ini, sehingga bisa dikatakan sebagian besar orang pada waktu itu suka dan dapat memainkannya. Apalagi pada waktu itu Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti sedang jaya-jayanya memuncaki tahta perbulutangkisan dunia.
Berbekal pengalaman sewaktu kecil itulah, saya bersemangat mendaftarkan diri dalam pertandingan bulu tangkis di India tersebut. Ketika ditanya apakah saya tahu peraturannya, saya jawab dengan mantab, "Ya". Selain karena sering memainkannya, saya juga sering menonton pertandingan bulutangkis di televisi, dan sejauh ini saya tahu bagaimana permainan ini berjalan: mulai dari servis, penentuan skor, dan sebaginya. Apalagi sebelumnya saya juga sudah googling mengenai peraturan permainan ini, dan pengetahuan saya dikonfirmasi oleh hasil pencarian saya tersebut.
Adanya masalah baru saya sadari ketika pertandingan telah dimulai. Saya baru menyadari bahwa pertandingan dengan net dan lapangan betulan ternyata tidak semudah permainan di lapangan seadanya tanpa net di halaman rumah seperti dahulu. Saya pun sempat keteteran di awal pertandingan meski kemudian berhasil memenangkannya dengan skor tipis. Saya pun maju ke babak selanjutnya meski akhirnya harus mengakui keunggulan lawan yang berasal dari India.
Meski harus menelan kekalahan, saya memperoleh pelajaran yang berharga dari pengalaman ini. Bahwa latihan yang tidak standar, apalagi tanpa adanya kesadaran seperti apa medan nyata nantinya tidak akan cukup berguna ketika dihadapkan pada medan nyata yang berat. Apalagi jika latihan itu hanya dilakukan setengah hati. Ya, pengalaman ini saya catat dalam hati dan akan saya amalkan dalam bidang-bidang yang relevan.