Lilin |
Kesadaran kadang memang tidak datang bersamaan dengan langkah nyata. Ia seringkali datang layaknya seseorang yang terbangun di tengah malam, sejenak membuka mata, lalu terlelap kembali. Sayang sekali, kesadaran yang mahal harganya itu sering terlewat begitu saja. Padahal, ia tidak datang setiap kali. Bukankah tidak di setiap malam orang akan bangun dari mimpi, kecuali bagi mereka yang telah tebiasa mengisi malamnya dengan doa dan mengaliri matanya dengan air mata tobat? Ya, tidak setiap malam. Justru yang sering terjadi adalah kita terlelap sepanjang malam, bahkan meski banjir menggenang atau kebakaran melalap.
Kesadaran yang mengubah, bukan yang membuat seseorang sekadar tahu dan berkata “Ohh...”. Kesadaran yang menggerakkan, itulah yang akan mencegah pemiliknya dari kedunguan berpikir dan bertindak. Oleh karenanya menjadi urgen, tatkala sadar datang, segeralah beranjak dan langkahkan kaki menuju amal nyata, bukannya kembali terlelap meski tidurmu menjanjikan mimpi terindah sepanjang masa. Karena tentu saja kesadaran sebagaimana ia juga akrab disebut dengan hidayah, terdiri dari banyak pintu. Jika telah terbuka bagimu satu pintu, maka segeralah masuk lalu segera buka pintu-pintu selanjutnya. Jangan engkau berhenti di pintu tertentu, karena bisa saja engkau keluar darinya tanpa engkau sadari sehingga ketika engkau mencoba masuk lagi, pintu itu telah terkunci, sedangkan engkau tidak lagi memegang kuncinya.
Maka, selagi sadar, maksimalkan, jangan pernah tergoda oleh bisikan untuk berbalik ke belakang, bisikan untuk kembali terlelap, yang kelak pasti akan menghasil sesal karena hanya memberimu sebuah ruang masa depan yang gelap dan pengap.